(TO - PEKANBARU) - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Riau periode 10–16 November 2021 kembali mengalami kenaikan.
Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Disbun Provinsi Riau Defris Hatmaja mengatakan kenaikan harga sawit terjadi pada setiap kelompok umur kelapa sawit dengan jumlah kenaikkan terbesar terjadi pada kelompok umur 10 - 20 tahun sebesar Rp 64,86/Kg atau mencapai 1,91% dari harga minggu lalu.
"Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu kedepan naik menjadi Rp 3.457,15/Kg," ujar Defris, Rabu (10/11/2021).
Ia mengatakan, kenaikan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.
"Faktor internal naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga jual CPO dan harga kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data," cakapnya.
Untuk harga jual CPO, PT. PTPN V mengalami kenaikan harga sebesar Rp 230,40/Kg, PT. Sinar Mas Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 68,03/Kg, PT. Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 80,00/Kg, PT. Asian Agri mengalami kenaikan harga sebesar Rp 61,52/Kg, PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikan harga sebesar Rp 191,80/Kg dari harga minggu lalu.
"Sedangkan untuk harga jual Kernel, PT. Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp. 1.805,00/Kg, PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikkan harga sebesar Rp. 334,09/Kg dari harga minggu lalu," Jelasnya
Sementara dari faktor eksternal, dikatakan Defris, berdasarkan keterangan dari General Manager Bisnis Komersial 2, PT. Bank Negara Indonesia, Tbk., Aryani Dwi Satiti bahwa selain merupakan produsen sekaligus eksportir sawit terbesar, Indonesia juga menjadi negara yang mengkonsumsi sawit paling besar di dunia, sekitar 16,6% dari total produksi minyak sawit di dunia.
Sementara harga komoditas minyak sawit di dunia hingga saat ini terus mengalami fluktuasi, ini lantaran ada beberapa faktor yang memengaruhi harga minyak sawit, diantaranya, pertama, dari Supply dan Demand, China, India dan Eropa termasuk pengimpor minyak sawit terbesar dunia.
Rendahnya permintaan akan menekan harga minyak sawit, sehingga memicu meningkatnya pasokan di negara penghasil minyak sawit, seperti Malaysia dan Indonesia, demikian juga sebaliknya.
"Harga minyak sawit kerap dipengaruhi harga minyak nabati lainnya, harga dan permintaan untuk minyak nabati selain sawit, seperti minyak kedelai, minyak bunga matahari, minyak kanola dan minyak jagung dapat mempengaruhi harga CPO," Jelasnya.
(Fendi)