(TO - Medan) - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Idham Azis, sudah tiba di penghujung masa aktif kedinasannya di Kepolisian Rupublik Indonesia. Menurut Pengamat Kepolisian asal Sumatera Utara Ikhwaluddin Simatupang, dari sisi kepangakatan dua belas Komjen berpeluang menjadi Kapolri.
Menurut Ikhwaluddin Simatupang, setelah Kapolri dijabat Tito Karnavian (Angkatan 1987), dilanjutkan Idham Aziz (Angkatan 1988), maka guna kebutuhan regenerasi kepemipinan di tubuh Polri sebaiknya Kapolri yang akan datang merupakan di atas angkatan 1988. Dengan demikian ada 3 (tiga) Komjen yang menurut Ikhwaluddin layak menjadi Kapolri yakni Agus Andrianto (Kabaharkam/Angkatan 1989), Firli Bahuri (Ketua KPK/Angkatan 1990), Listyo Sigit Prabowo (Kabareskrim/Angkatan 1991), Firli Bahuri (Ketua KPK/Angkatan 1990). Dari ketiga nama ini, maka Komjen Agus Andrianto dan Komjen Listyo Sigit Prabowo layak disandingkan menjadi Kapolri dan Wakapolri. Komjen Firli Bahuri (Ketua KPK/Angkatan 1990) yang telah membuktikan kinerja baik di KPK, tetap di lembaga anti rusuah tersebut.
Komjen Agus Andrianto dan Komjen Listyo Sigit Prabowo pasangan yang tepat menjadi Kapolri dan Wakapolri saat ini. Kedua jenderal polisi ini memiliki rekam jejak yang baik dalam pelaksanaan tugas-tugas kepolisian.
Lama bertugas di Sumatera Utara dan menjalaninya dengan sukses merupakan modal utama bagi Komjen Agus memimpin Polri.Komjen Agus tidak hanya mampu mengungkap kasus kasus pelik, tetapi sejak menjadi kapolsek pun sudah dicintai oleh masyarakat di tempatnya bertugas. Agus mampu menekan angka kejahatan di tengah masyatakat. contohnya ketika menjadi Kapolsek di Sumbul, Agus mampu menghidupkan perpolisian masyarakat. Masyarakat diajarkan untuk menjadi polisi pada diri sendiri. Ini yang sebenarnya diperlukan karena rasio jumlah polisi dengan masyarakat sangat terbatas. Jadi, ajarkan agar masyarakat menjadi polisi bagi dirinya sendiri.
Pada saat menjabat Kasat Reskrim Poltabes Medan, Komjen Agus dapat menyelesaikan dengan baik benturan dengan mahasiswa dalam kasus Nomensen 2000, demikian pula saat teror bom gereja menghantui warga Medan.Komjen Agus menorehkan catatan yang baik saat menjalankan tugas di Sumatera Utara, sehingga LSM Pemerhati kinerja Polri di Sumut “POLRI WATCH” pada hari bhayangkara ke 73 (2019) memberikan penghargaan kepada Agus Andrianto.”Beliau humanis,mengayomi internal dan eksternal Polri serta memotovasi personil POLRI di Sumut saat itu menjadi polisi professional,modern dan terpercaya” sebut Ikhwaluddin. Dalam menyelesaikan studi Magister Hukum di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Komjen Agus mengambil tema tesis tentang restorasi justice, sebuah pendekatan pengekan hukum yang fokus memberikan keseimbangan keadilan bagi korban dan pelaku tindak pidana, memulihkan keadaan seperti semula.
Komjen Listyo Sigit Prabowo sangat tepat menjadi Wakapolri mendampingi seniornya Komjen Agus Andrianto. Komjen Sigit dapat diharapkan meningkatkan semangat promoter di internal kepolisian. “Itu beliau tunjukkan dalam penanganan kasus Djoko Candra, beliau tidak sungkan-sungkan melakukan pembersihan internal di bareskrim yang dipimpinnya.”Jelas Ikhwal. Pernah sebagai Kadiv Propam merupakan dasar pertimbangan lain Komjen Sigit untuk menjadi Wakpolri. Beliau konsenterasi pada peningkatan internal kepolisian.
(red/rd)