(TO - Medan) - Relawan Bela Jokowi (Bejo) menggelar Dialog Kebangsaan dengan tajuk "Memperkokoh Semangat Cinta Tanah Air, NKRI Harga Mati" yang digelar di Pendopo Medan Club, Jalan RA Kartini, No.36, Kelurahan Madras Hulu, Kota Medan, Senin (28/10/2019). Dialog ini juga merupakan momentum memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Acara juga dihadiri berbagai organisasi kepemudaan di Kota Medan.
Ketua panitia pelaksana, Daulat Sinaga menyampaikan, proses politik di Indonesia sudah selesai. Semuanya sudah bersatu.
Dengan berlandaskan Pancasila ingin mengajak semua komponen masyarakat Sumut mengikrarkan diri bahwa, puluhan tahun yang lalu pemuda-pemuda bangsa ini mengatakan berbangsa satu, bertumpah darah satu dan berbahasa satu, Indonesia, ujar Daulat.
Oleh karena itu untuk menjaga kesatuan NKRI harus berpedoman pada bingkai Bhinekka Tunggal Ika. Daulat menyampaikan doa agar pemuda pemudi Sumatera Utara bisa memimpin negara ini dengan tanpa dipengaruhi ideologi - ideologi manapun selain Pancasila.
Daulat juga menyampaikan pertemuan -pertemuan untuk memupuk cinta NKRI harus menjadi program rutinitas.
"Agar masyarakat Indonesia khususnya kelompok milenial memahami persatuan dan kesatuan bangsa sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945", tuturnya.
Dialog Kebangsaan memperingati hari Sumpah Pemuda ini dihadiri oleh seluruh komponen masyarakat Sumatera Utara, baik dari kalangan akademik, alim ulama, musyawarah pimpinan daerah dan organisasi kemasyarakatan. Lebih kurang sedikitnya 200 pemuda hadir dalam acara ini.
Penekanan untuk bersatu dipertegas oleh Ketua Relawan Bela Jokowi (Bejo), Paulus Serang mengatakan, berdasarkan hari Sumpah Pemuda masyarakat harus optimis dengan bersatunya Presiden Jokowi dengan lawan tarungnya pada Pilpres April 2019, yang kini menjadi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
"Setelah presiden kita dilantik tidak ada lagi 01 ataupun 02. Semua sudah menjadi NKRI harga mati. Kita sudah letih mendukung presiden pilihan kita pada Pilpres April 2019 lalu. Tidak ada lagi 01 atau 02. Pak Jokowi dan Pak Prabowo sudah bersatu dalam Kabinet Maju", tegasnya.
Paulus menambahkan, kebangsaan Indonesia ini harus didiskusikan, agar kaum muda paham apa itu NKRI.
"Sebab akhir akhir ini kebangsaan kita agak terganggu, apalagi sebelum pilpres banyak gangguan. Namun sekali lagi Capres sudah jadi menteri. Artinya semua sudah menyatu. Pemerintah mengusung Kabinet Indonesia Maju demi kepentingan bangsa dan negara", tandas Paulus seraya berharap semua pemuda memahami persatuan.
(red)