Selain dikerjakan asal jadi, Proyek yang tidak diketahui dari perusahaan mana sebagai pemenang tender (proyek siluman) tersebut diduga menyalahi kontruksi, sehingga tidak menutup kemungkinan tidak berkualitas.
Dari sejumlah informsi menyebutkan, saat pengerjaan pengecoran juga tidak terlihat adanya pengawasan dari pihak konsultan maupun dinas PU Bina Marga Kota Medan.
Menurut penuturan salah seorang pekerja yang tidak bersedia menyebutkan namanya ketika ditanya apakah pihak-pihak terkait kerap mengawasi pekerjaan dan dari perusahaan mana yang mengerjakan proyek ini, mengatakan, "dari pertama saya bekerja disini tidak pernah saya lihat ada pihak konsultan maupun pegawai dinas PU datang mensurvei lokasi. Dan kalau nama perusahaan apa yang mengerjakan saya tidak tahu. Karena saya hanya pekerja saja disini", ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakannya, kalau mau tau lebih pastinya temui saja pak Ucok Regar, sebagai pengawas pekerjaan proyek ini, ujarnya menyarankan.
Sementara itu Ucok Regar ketika ditemui mengaku-ngaku dari LSM.
"Ada apa bang, kita juga orang LSM kok", ucapnya ringan.
Ketika ditanya kembali nama perusahaan pemenang tender selaku pelaksana proyek tersebut, dan apakah sudah dikerjakan sesuai bestek.
Ucok berdalih sembari mengatakan, "Ah gampang itu, minta nomor hp abang nanti biar kuhubungi", ucapnya mengelak.
Pantauan wartawan dilokasi tidak terlihat adanya plank proyek yang notabenenya sebagai acuan keterbukaan kepada publik seberapa besar anggaran yang digunakan dan juga dari perusahaan mana yang mengerjakan proyek tersebut. (red)
